Mengenang 2 Tahun Alm.Papa
Tidak terasa sudah 2 tahun kami sekeluarga menjalani hidup tanpa papa. 14 Februari 2008 lalu adalah hari kelabu untuk-ku dan keluarga. Papa...seorang laki-laki yang tangguh..tegar..penyayang dan sabar itu telah meninggalkan kami semua.
Awal Januari 2007
Hari itu, hari terakhir ku di Yogya. Aku berencana untuk kembali ke Jakarta karena tugas ku untuk menggapai gelar S1 Universias Islam Indonesia telah selesai. Dalam perjalanan ke Jakarta..perasaan ku sangat tidak tenang.Entah kenapa terasa cemas sekali...akupun berkali-kali mencoba menghubungi keluarga ku untuk memastikan keadaan mereka baik-baik saja.Alhamdulillah mama dan adik bungsu-ku ada di rumah, hanya papa dan adik perempuanku yang tidak ada di sana.Mama bilang kalau papa dan adik perempuanku sedang ke Bandung menemui rekan kerja papa di sana.Sedikit lega perasaan-ku karena mama mengabarkan bahwa semua baik-baik saja....meski aku masih merasa khawatir dengan kabar papa dan adikku yang sedang menempuh perjalanan ke Bandung.Hhh sudahlah Bismillah aja..mudah-mudahan itu hanya perasaan ku aja. Lamunan dan kekhawatiran-ku pun seketika buyar ketika seorang bapak-bapak menjatuhkan tas kecil di kaki-ku...
"Maaf ya mbak...!" kata bapak itu terburu-buru lantas berlalu pergi...
ting tong ting tong....ting tong ting tong...
Kereta Api Taksaka-pun bersiap untuk pergi meninggalkan stasiun Tugu Yogyakarta
Berderai air mata-ku karena hari ini tiba juga......
Hari yang berat untukku meninggalkan Yogya, Kota kenangan yang indah,kota yang banyak sekali mengajarkan arti hidup untuk aku,kota yang mempertemukanku dengan orang yang sangat aku cintai.Ya Allah...kuatkan aku, kalau memang ini yang terbaik untukku agar aku bisa berkumpul dan membantu keluarga-ku di Jakarta maka aku mohon,jangan pisahkan aku dengan dia...
"Mbak...mbak...ayo masuk ke dalam !! Jangan di pintu kereta...bahaya !! " kata sang pramuniaga
Dia-pun semakin jauh dari penglihatanku...huks..huks..
Selamat Tinggal Yogyakarta....
Saat tiba di Jakarta...belum saja aku merebahkan badanku. Tiba-tiba telefon rumah dan hp-ku berbunyi...Seketika pikiran-ku blank mendengar kabar "Papa dan adiikku kecelakaan mobil di Tol Buah Batu Km.131"....
Bergegas aku dan keluarga lain ke Bandung untuk melihat kondisi papa dan adikku.Mama dan adikku yang paling bungsu itupun sudah sampai lebih dulu di sana.Gemetar rasanya seluruh badanku,cobaan apa lagi ini ya Allah!!! Tolong lindungi keluargaku...kuatkan kami ya ALLAH...
2 Jam perjalanan terasa 2 tahun lamanya, aku sudah sangat tidak sabar ingin segera sampai di tempat Aki Atja.Selama perjalanan aku hanya bisa komunikasi dengan adikku, karena mama dikabarkan terkulai lemas disana.
Beberapa saat kemudian akupun sampai di rumah Aki.Aku liat kondisi adikku luka parah,darah dimana-mana dan hidungnya terbentur keras dashboard mobil...Aku memeluk mama erat-erat berharap kondisi papa tidak apa-apa.Ya Allah tolong kuatkan adiiku saat tersadar nanti, agar dia tidak kecil hati melihat kondisi hidungnya yang sobek dan mematahkan tulang rawan-nya.Sesampai-nya di kamar, aku liat papa terbaring lemas di tempat tidur..hanya luka kecil di tangan dan kaki.Berkali-kali aku tanya papa mengenai rasa sakit apa saja yang papa rasakan sekarang, tapi papa selalu mengatakan bahwa keadaan-nya baik-baik saja...hanya terbentur stir dan sedikit nyeri di dada.
Dokter yang merawat adik dan papa-pun menyerahkan pengobatan jalan dengan salah satu keluarga-ku yang notabene dokter juga...karena papa enggan berlama-lama di RS, mengingat begitu besarnya biaya yang akan di keluarkan nanti.Sakit rasanya hati aku, aku sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa untuk keluargaku !!!! Ingin teriak rasanya....!!! Aku merasa menjadi anak yang paling tidak berguna... !!!
Maafin aku mah..pah..adik-adikku...
Awal January 2008
Setahun setelah kecelakaan..di bulan Januari 2008 keluarga-ku sedang santai menikmati liburan. Alhamdulillah akupun sudah hampir setahun bekerja di salah satu bank asing di Jakarta.Sungguh suatu kebanggaan tersendiri untukku karena aku bisa diterima di bank itu, yang terkenal disiplin dan keras memperlakukan pekerjanya.Hubungan-ku dengan orang yang ku cintai-pun mulai merenggang karena dia tidak bisa pacaran jarak jauh dan akupun tidak munngkin mengikuti kemauannya untuk tetap stay di Yogya.Bagaimanapun keluarga lebih membutuhkan kehadiranku di sini.aku hanya berharap di mau mengerti, tapi ternyata tidak bisa.Sedih dan sakit sekali rasanya saat itu, bisa temen-temen bayangin...bagaimana bisa dia memintaku untuk memilih,hidup dengannya atau dengan keluargaku yang di Jakarta?!! Aku sudah cukup lelah beradu debat dengannya, aku hanya bisa memasrahkan semuanya pada Allah...Allah pasti lebih tau mana yang terbaik untukku, keluargaku dan untuk dia.
Saat aku mau mandi sore, mama datang tergopoh-gopoh dengan membawa sebuah handuk yang ada noda item pekat..
“Teh..liat ini !! ini noda darah bukan ?!” kata mama panik
Akupun memperhatikan handuk itu dengan seksama dan mencium bau bercak itu...
“Emmph !! iya mah..ini darah, baunya amis.Darah apa ini mah ? Loh ini kan anduk papa mah !” kata aku yang balik panik bertanya
“Iya teh..mama juga baru tau,tadi pagi papa ke rumah temennya.Papa naik motor teteh karena mau menghindari macet, tapi di jalan papa ditabrak sama motor dan papa jatuh dari motor” kata mama berusaha menjelaskan dengan tenang meski aku tau mama panik setengah mati
Ga pake ba bi bu lagi..aku langsung menghampiri papa di kamar...
“MasyaAllah Paaaaah !!!! Papa kenapa ??!! Kan teteh udah bilang, papa ga boleh naik motor !! Kenapa ga naik mobil aja sih pah !! Jadi begini kan...!”kata aku nerocos saking khawatir n kesel karena papa ga mau denger perkataan-ku.Tiba-tiba aku terdiam saat ku liat mata papa dan bibirnya luka cukup serius...dan hanya titikan air mata yang mewakilkan perasaan-ku saat itu. Aku mencoba untuk kesekian kali merayu papa ke dokter atau ke rumah sakit, tapi papa tidak pernah mau.Selalu menunjukkan wajah sehat agar kami tidak khawatir.Tapi darah di handuk itu ?? darah apa ya ??!! Papa bilang itu hanya darah dari hidung yang luka tadi....ya Allah,bagaimana cara ku merayu papa untuk ke dokter ya ?!! Aku sangat khawatir dengan keadaan papa.
3 Minggu setelah kecelaakaan itu terjadi, papa yang baru saja pamit untuk subuhan di masjid tiba-tiba sudah pulang lagi.Papa bilang ga enak badan,pusing dan minta mama untuk mengoleskan balsem di punggungnya.Sudah 3 hari papa demam dan sering merasa nyeri di dadanya...sakit yang papa rasa berangsur timbul-hilang-timbul-hilang.Sampai di hari itu, di rumah sedang ada acara untuk memperingati hari ulang tahun adikku yang paling bungsu...papa tiba-tiba merasakan sakit yang amat hebat di dadanya.Aku ga bisa lagi berdiam diri, kali ini aku harus paksa papa ke dokter.Akhirnya aku,mama dan kedua adikku mengantar papa ke RS.Y yang tidak jauh dari rumah.Cuaca saat itu hujan...n aku merasa angin dan hujan saat itu tidak seperti biasanya.Aku tidak mencium bau air hujan yang aku suka,tidak mencium bau tanah kering yang tersiram hujan...seolah mereka diam dan turut bersedih.Pertanda apa ini ya Allah ?! Tolong sembuhkan papa. Papa langsung di tangani oleh dokter umum yang berjaga di sana, aku liat papa menyeringai kesakitan..keringat papa bercucuran deras,wajah papa pucaaaat sekali.Dokterpun memeriksa papa dan meminta aku dan keluarga untuk bersabar, karena mereka harus cek darah papa dulu untuk menguatkan diagnosa mereka.Setengah jam kami menunggu hasil dari dokter...dan kabar mengejutkan yang aku terima saat itu, mereka menyatakan bahwa papa mengalami SERANGAN JANTUNG Stadium 3. Astagfirullaaaaaahhhh !!!!! Tapi..tapi bagaimana mungkin papa bisa terkena sakit jantung ? Yang aku tau papa itu sangat memperhatikan pola makan dan kesehatan, papa juga sering berolahraga dan tidak pernah merokok !! Jadi bagaimana bisa ?!!! Dokter menyarankan dan memberi rujukan agar papa di bawa ke rumah sakit jantung, karena harus mendapatkan perawatan exstra apabila obat yang di kasih oleh dokter tidak membawa kemajuan dalam 1 x 24 jam ini.Suasana pesta di rumah menjadi kelabu...pesta ulang tahun tidak berjalan sebagaimana mestinya karena kami mendapat kabar buruk dari dokter atas apa yang terjadi pada papa.Setelah minum obat itu, kondisi papa berangsur baik...tapi 1 jam setelah itu sakit di dadanya kembali kambuh.Akhirnya kami memutuskan untuk membawa papa ke RS Jantung ternama sesuai perintah dokter sebelum semua terlambat.
Di perjalanan papa menyeringai kesakitan...kami hanya bisa berdoa dan meminta kekuatan dari Allah agar memberi kami dan pap kekuatan untuk menghadapi semua ini.Sesampainya di RS, kami langsung membawa papa ke ICCU...sungguh ga di sangka, gelar RS yang terkenal itu tidak melayani kami dengan cepat, papa di biarkan menunggu begitu lama.Aku diminta untuk mendaftar dulu..membawa fotocopy KTP papa,membawa kartu pengobatan dulu,dsb.Kadi yang geram melihat hal itupun segera meminta '"D" untuk menangani papa dengan cepat,akhirnya ½ jam setelah papa menunggu, barulah mereka memeriksa papa.Aku dan keluarga sangat panik sekali memikirkan keadaan papa...tidak lama dokter memintaku untuk menebus obat yang harus diminum saat itu juga, baru aku tau kalo pengobatan-pun harus dibeli dulu...kenapa papa tidak diberi obat dulu baru penyelesaian administrasi-nya.Sampai di apotek, pasien yang menunggu untuk menebus obat-pin cukup banyak..ya Allah tolong beri papa kekuatan.15 menit aku menunggu dan baru dapet antrian obat...ga disangka untuk 1 buah obat harus kutebus dengan harga Rp.400rb.Ya Allah...mahal sekali obatnya...!!? Tapi kalo memang ini bisa menyembuhkan papa, ga papa. Apapun akan aku lakuin.Setelah mendapat obat, aku dan kakak bergegas lari untuk memberikan obat itu ke dokter, disana aku liat mama sudah pucat sekali karena papa terus berkeringat dan pucat karena menahan sakit.”Astagfirullah Haladziim ya Allah..ya Allah” nama Allah selalu disebut oleh papa dan mama dalam setiap nafasnya...aku liat kondisi papa sudah lain...badan papa mulai menguning..bibir papa putih.Kaki dan badan ku lemas melihatnya...aku hanya berharap Allah memberi kesembuhan pada papa.Setelah “D” memberi obat, kami-pun diminta keluar sebentar agar mereka bisa memeriksa papa lebih lanjut. Mama, adik2ku dan aku terkulai lemas di depan pintu RS, bingung dan takut menghadapi kenyataan...tidak siap akan sesuatu yang buruk apabila menimpa papa.Ga lama “D”-pun memanggil kami...”D” bilang bahwa papa mengalami sakit Jantung yang sudah akut dan harus di operasi.Papa harus memakai kateter dan harus segera di operasi untuk menolong nyawanya..karena se-persekian detik saja papa di biarkan, maka itu akan membahayakan keselamatan jiwanya melihat frekuensi jantung yang semakin sering kambuh.Aku dan keluarga-pun diminta untuk memutuskan ini secepatnya dan menandatangani dokumen persetujuan opearasi.Aku yang saat itu kalut dan takut akan hal yang terburuk menimpa papa, segera mengiyakan permintaan “D”.Aku langsung di sodorkan 2 lembar dokumen untuk ditanda tangani...akupun menandatangani dokumen itu.Aku langsung minta “D” untuk mengoperasi papa sekarang juga, tapi “D” itupun meminta agar kami menyelesaikan dulu masalah administrasi dan memilih ruangan inap untu papa di reseptionist.Apaaaa??!! Masih juga di ribetkan dengan hal2 itu??!! Administrasi yang memakan waktu..lantas apa mereka juga memikirkan nyawa papa !?!!!!!
Di meja receptionist, aku liat ada keluarga yang lagi ribut-ribut soal kamar inap..tiba-tiba aku denger mereka membicarakan mengenai biaya operasi ibu mereka sebesar 150jt.Tiba-tiba akupun teringat akan hal itu, biaya !!! Lantas aku bergegas bertanya pada receptionist lain mengenai administrasi operasi papa.Sungguh aku sangat terkejut akan angka yang tertera di sana..untuk biaya inap/malam VIP Rp.800.000 dan biaya operasi sebesar Rp.80 jt dan harus dibayar di muka. Ya Allah biaya-nya besar sekali..dari mana kau dapat uang sebanyak itu ??!!
Akupun kembali ke ruangan papa untuk menemui mama dan meminta untuk keluar sebentar.Mama yang aku jelaskan mengenai hal itupun dengan tegarnya mengatakan “Teh...kita harus kuat !! Kalau memang ini sudah kehendak Allah...mama yakin itu yang terbaik untuk papa!!” kata mama pasrah.Mama tidak banyak bicara, tapi aku tau apa maksud perkataan mama tadi, aku tidak bisa memaksakan diri,papa-pun pasti tidak akan mau menjalani operasi ini.Belum selesai aku berdiskusi dengan mama,tiba-tiba “D” datang menayakan “Gimana mbak,sudah di selesaikan masalah administrasinya?” kata “D” di lorong jalan kamar pasien ICCU.
“Mmm...kami mohon maaf pak, mungkin kami membatalkan persetujuan opearsi itu” kata aku terbata-bata sedih
“Apa?!!! Mbak..Bu !! Tolong anda pikirkan lagi dengan seksama, apa lagi yang kalian pikirkan ?? segera selesaikan administrasinya dulu lantas kita bisa mengoperasi bapak.Apa ibu dan bapak tidak memikirkan keselamatan nyawa bapak di sana?” kata “D” itu dengan suara yang cukup keras dan membuat papa dan beberapa pasien mendengar pembicaraan kami.
“Teh...”kata papa memanggil dengan suara lirih
Mama-pun menghampiri papa dengan harapan papa tidak mendengar perdebatan kami di luar
Aku yang geram melihat “D” berbicara seperti itu-pun menyobek surat perjanjian itu..”Dengar ya pak..kami tau akan kemampuan kami,dan tolong jangan sekalipun bapak menambah beban papa dengan berteriak seperti itu.Terima kasih akan nasehat dan pertolongan bapak dan staf bapak di sini...tapi kami memutuskan untuk keluar dari sini” kataku lirih. Akupun segera menghampiri papa dengan berlinang air mata..ingiiin rasanya aku timpuk tuh “D”...tega-teganya dia bilang aku tidak memikirkan keselamatan papa...?!!! Ya Allah, apa aku memang tidak berbakti ya??!! Tapi aku tidak punya uang sebanyak itu..apa yang harus aku lakuin ?!!! Beri aku petunjuk ya Allah...
Sebelum sampai di kamar papa, aku berusaha tidak terlihat sedih an mengusap air mata ku.Papa masih sempat tersenyum dan dengan tegas berkata “Mah..anak-anakku...papa ikhlas akan sakit yang di kasih Allah.Kalian juga harus ikhlas kalupun Allah memanggil papa...Jadi, papa lebih baik pulang..Yakin, kalau memang Allah berkata Kun Fa Yakun...apapun bisa terjadi” kata papa menenangkan kita yang terlihat takut..bingung dan sedih. Ya Allah..Kau dengar apa kata papa tadi kan ?? begitu mulianya dan sayang-nya papa denganMu, sampai papa pun sudah mengikhkaskan apabila Kau memanggil-Nya...Meski dalam hati kecil dan dalam setiap do’a... kami menginginkan papa diberi mukzizat..disembuhkan dan diberi umur yang panjang.Kalaupun Kau memanggilnya..bukan dengan cara seperti ini...BUKAN SAAT INI ya ALLAH !!!!!! Setelah menyelesaikan masalah administrasi, kamipun pulang ke rumah.
Kami terus berupaya untuk menyembuhkan papa dengan alternatif...tanggal 13 Februari 2008, sepulang dari alternatif, papa dan mama mampir ke salah satu restoran seafood...selama sakit, banyak pantangan makanan yang sudah papa hindari...papa banyak memakan buah belimbing yang katanya bagus untuk menghilangkan racun.Papa pun tidak diperbolehkan makan ayam,kacang2an dan makanan yang terlalu banyak minyak...tapi entah kenapa malam itu mama dan papa makan di restoran seafood, mungkin karena mama juga melihat sudah lama papa tidak makan makanan favoritnya “udang”.Papa-pun makan dengan lahap disana...
Sepulang dari sana...papa bercerita lucuuu banget sampe kita menitikkan air mata saking lucu-nya papa cerita...papa juga sempat mengumpulkan kita rame-rame seolah papa ingin berpamitan.Banyak pesan yang papa sampaikan, sampai adikku-pun mencatat semua pesan papa di kertas.Tapi karena kami menepis pemikiran buruk kami...kami letakkan dengan begitu saja catatan itu di lemari setelah papa selesai berbicara...karena kami yakin papa pasti diberi umur panjang, sekarang buktinya papa lebih sehat setelah kami bawa ke alternatif.
Malam hari-nya hujan turun lebat sekali....hujan yang sama, yang tidak berbau..hujan bisu seperti saat papa mengalami sakit ini sebulan lalu...Perasaan apa lagi ini ??!! Kenapa tiba2 pertanda ini datang lagi ?!! Hujan lebat di sertai satu sambaran petir besar membuat rumah kami gelap,hmmph mati lampu....aku liat jam di HP.Haaah ?? jam 1 ?!! Tidur ah, besok kerja..kan ada acara VALENTINE di kantor.Aku merasa baru saja aku tertidur..tapi udah azan subuh aja !! Tiba-tiba aku mendengar suara teriakan “ASTAGFIRULLAAAAH Papaaaaa!!!...duk duk duuuuk !!! Teteeeeh banguuunnn !!” kata mama di sebelah kamar menggedor-gedor penyekat kamar kami yang dibatasi dengan triplek.
Bergegas aku membangunkan adik-adikku dan berlari ke kamar mama-papa...kamar ga terkunci, dan aku lihat mama sedang memeluk papa yang bersimpuh di lantai...
“Astagfirullaaaaaahhh !!! Papaaaaaaaa !!!!” teriak kami histeris sambil membangunkan papa yang tersimpuh kesakitan. Aku melihat wajah dan tatapan papa saat itu sudah beda....Aku tau papa melihat kami, dan ingin mengatakan sesuatu.Tatapan yang seolah mengatakan “Sudah waktunya papa pergi”...tapi tertahan karena rasa sakit.Nafas Papa mulai sesak...kami yang berteriak papa..papa...seketika tersadar kalau saat inilah kami harus bantu papa..detik-detik sebelum kepergian papa, kami membisikkan “Laa illaa ha illallaah” di telinga papa...aku yang berada di samping kanan kepala papa melihat gerakan bibir papa yang berusaha mengucapkan lafal itu dengan sempurna...aku melihat sekeliling..mama dan adik2ku berada di kaki,tangan dan kepala papa...papa-pun memperhatikan kami satu persatu...dan didalam hembusan terakhirnya...aku dengar papa menyebut nama “ALLAH”.......Innalillahi wa’innailahi roji’un....
Saat itu keluargaku masih berharap papa masih ada dan hanya pingsan....Aku mengatakan dengan lirih pada mama dan adik-adikku kalau papa sudah ga ada...ga usah lagi panggil dokter, tapi keluarga besarku tidak percaya...Dokter-pun dipanggil ke rumah. Aku yang melihat papa pergi dengan tenang dan tersenyum-pun menutup matanya yang terakhir kali. Gemetar tanganku saat itu...menutup mata papa untuk yang terakhir kali. Adik perempuanku pingsan...Mama terkulai lemas dan adik laki-laki ku berteriak....aku hanya bisa diam melihat situasi ini.Aku merasa hampaaaa sekali saat itu...Aku tidak tau harus berbuat apa dengan keadaan ini...yang aku tau aku harus kuat mendampingi mama dan adik-adikku...
Dokter datang dan memeriksa keadaan papa...dokter menyatakan bahwa papa sudah tidak ada dari 10 menit yang lalu...
Tidak lama..suara qomad subuh-pun terdengar...
14 Februari 2008...hari dimana orang-orang merayakan Valentine, tapi aku harus menerima hari ini sebagai hari kasih sayang terakhir papa untuk aku dan keluarga.Baju pink yang rencana akan aku kenakan pun hanya tergantung di lemari..coklat-pun sudah aku buang di tempat sampah.
Hhhhh papa..papa...kalo masih ada sekarang, ingin rasanya aku bercandain “Papa pengen tetep kebagian coklat ya di hari Valentine?!!”.....
Blogers..percaya ga..waktu aku menulis ini..
Aku mencium bau papa sekelibat..
Mungkin papa tau kalau anaknya lagi curhat di blog..
Sedikit puisi yang saat itu kami buat dan kami sisipkan di buku yasin papa :
PAPA
Ketika keheningan malam tiba
Sepi ini merekam kenangan indah
Seuntai demi seuntai kenangan bersamanya
Terasa jauh tak tergapai
Terbayang kembali akan canda tawanya
Kesederhanaan,kesabaran dan kasih sayangnya
Serta seraut wajah yang selalu tersenyum
Kini..
Ketika kerinduan itu tak tertahankan
Hanya kata “PAPA” yang bisa terucap di hati
Dan hanya bisa berharap lewat mimpi yang sekejap
Papa..
Kini kau telah pergi
Melanjutkan kembali perjalanan panjang
Menghadap keharibaan illahi
Kini..
Hanya do’a yang kami panjatkan
Semoga kembali padaMu ya Allah
Karena engkau lebih menyayanginya
Hapuskanlah semua kesalahannya
Maafkanlah segala kekeliruannya
Tempatkanlah Papa di surga Firdaus-Mu ya Allah
Selamat Jalan Papa Tersayang
We Luv u Papa